Model Pembelajaran Diskusi Kelompok, Penerapan Indikator Aktivitas Interaktif Penilaian Kinerja Guru - Belajar dan Berbagi

Jumat, 24 Mei 2024

Model Pembelajaran Diskusi Kelompok, Penerapan Indikator Aktivitas Interaktif Penilaian Kinerja Guru

Salah satu sub indikator Penilaian Kinerja Guru pada indikator Kualitas Pembelajaran adalah Metode Pembelajaran. Pada metode pembelajaran ini ada beberapa indikator yang salah satunya adalah Aktivitas Interaktif. Tuntutan metode pembelajaran yang harus dilakukan guru pada Indikator aktivitas interatif adalah penerapan metode diskusi kelompok. Indikator Aktifitas Interaktif ini mempunyai lagi 3 sub indikator yang akan dilakukan guru, yaitu:
  1. Guru memfasilitasi kegiatan pembelajaran yang memberi peran pada semua peserta didik, prilaku guru yang diharapkan adalah Guru memotivasi semua peserta didik untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran, Guru menyediakan peran dalam kelompok untuk memastikan semua anggota mendapat peran dan Guru memberi dukungan dan kesempatan pada peserta didik yang pasif untuk berperan
  2. Guru mengajukan pertanyaan yang menstimulasi proses diskusi dan berpikir kritis, prilaku guru yang diharapkan adalah Guru mengajukan pertanyaan terbuka untuk memancing proses diskusi dan berpikir kritis, Guru mengajukan pertanyaan yang mengaitkan konsep yang dipelajari dengan konsep sebelumnya, dan Guru mengajukan yang meminta peserta didik membandingkan dua konsep yang berbeda
  3. Guru memfasilitasi terjadinya diskusi kelompok yang interaktif, kritis dan inklusif, prilaku guru yang dianjurkan adalah Guru memotivasi peserta didik untuk menyampaikan pendapat secara terbuka, Guru mengajukan pertanyaan yang memicu terjadinya diskusi kelompok, Guru berkeliling kelas untuk memberikan bimbingan pada kelompok dalam berdiskusi

MODEL PEMBELAJARAN
DISKUSI KELOMPOK

 A. Pengantar

Diskusi ialah suatu proses penglihatan dua atau lebih individu yang berinteraksi secara verbal dan saling berhadapan muka mengenai tujuan atau sasaran yang sudah ditentukan melalui cara tukar menukar informasi, mempertahankan pendapat, atau pemecahan masalah. Sedangkan metode diskusi adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran di mana guru memberi késempatan kepada parásiswa (kelompok-kelompok siswa) untuk.mengadakan perbincangan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan, atau menyusun berbagai alternatif pemecahan atas suatu masalah (Hasibuan dan Moedjiono, 2008: 20).

Metode diskusi dalam proses pembelajaran menurut (Suryosubroto, 2002:. 179) adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran di mana guru memberi kesempatan kepada para siswa (kelompok-kelompok siswa) untuk mengadakan perbincangan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun berbagai alternatif pemecahan atas sesuatu masalah.

Diskusi yang baik menurut Kasmadi (1990: 106) bukan semata timbul dari peran guru. akan tetapi lebih tepat apabila timbul dari murid setelah memahami masalah dan situasi yang dihadapinya.Tetapi dalam hal ini guru/dosen dapat pula memberikan arahan kepada peserta didik dalam memperoleh tema/masalah yang tepat untuk didiskusikan, yang sebelumnya kepada peserta didik diberikan tugas untuk mempelajari, memahami dan menganalisis masalah yang akan dijadikan topik diskusi.

Ada beberapa kelebihan metode diskusi (kelas maupun kelompok, antara lain (1) memungkinkan adanya interaksi antara dosen dengan mahasiswa, juga antara mahasiswa dengan mahasiswa; (2) dosen dapat membaca pikiran mahasiswa fentang konsep yang baru dipelajarinya, seperti menilai pemahaman mereka apakah mercka salah mengerti atau bias terhadap konsep baru tersebut (Budiardjo, L., 1997; 8-17). Metode diskusi menurut Semiawan, dkk. (1988: 76) juga memiliki keuntungan: (1)mempertinggi peran serta secara perorangan;(2) mempertinggi peran serta kelas secara kescluruhan; (3) memupuk sikap saling menghargai pendapat orang lain.

Menurut Suryosubroto (2002:185) keuntungan metode diskusi cukup banyak, yakni (1) melibatkan semua siswa secara langsung dalam proses belajar; (2) setiap siswa dapat menguji tingkat pengetahuan dan penguasaan bahan pelajarannya masing-masing;(3) dapat menumbuhkan dan mengembangkan cara berpikir dan sikap ilmiah; (4) dengan mengajukan dan mempertahankan pendapatnya, dalam diskusi diharapkan para siswa akan dapat memperoleh kepercayaan akan (kemampuan) diri sendiri; (5) dapat menunjang usaha-usaha pengembangan sikap sosial dan sikap demokratis para siswa.

Persoalan yang lepat untuk didiskusikan (1) menarik perhatian siswa; (2) sesuai dengan tingkat perkembangan siswa; (3).memiliki lebih dari uatu kemungkinan pemecahan atau jawaban;(4)pada umumnya tidak mencari jawaban mana yang benar, melainkan mengutamakan pertimbangan dan perbandingan.

Metodle diskusi dalam proses pembelajaran menurut Kasmadi (1990; 106) mempunyai maksud (1) melibalkan murid sebagai bagian komponen sistem; (2) menstimulasi dan memotivasi murid;(3)melatih mercka agar kritis dalam menganalisa; dan (4) mengembang-kan kemampuan bekerja sama.

B. Pemimpin Diskusi

Pemimpin diskusl adalah seorang yang bertugas memimpin diskusi agar diskusi dapat berjalan dengan baik dan lancar. Untuk awal-awal sebagai latihan, sebaiknya guru/ dosen yang memimpin diskusi kelas. Tetapi apabila sudah beberapa kali pertemuan dilaksanakan diskusi, maka bisa secara bergantian siswa/ mahasiswa dilatih untuk memimpin diskusi.

Peran pemimpin diskusi menurut Semiawan (1988: 77)terutama adalah dua, yaitu:

1.    Sebagai pengatur lalu lintas pembicaraan, yakni bertugas mengatur jalannya diskusi agar lancar, dengan cara (1)mengajukan pertanyaan-perlanyaan kepada anggota kelompok tertenlu;(2) menjaga agar berbicara menurut giliran, tidak serempak; (3) menjaga agar pembicaraan tidak dikuasai oleh orang-orang tertentu yang gemar berbicara; (4) membuka kesempatan bagi orang-orang tertentu (pemalu, penakut) untuk mengemukakan pendapatnya; (5) mengatur pembicaraan agar didengar oleh semua anggola.

2.    Sebagai dinding penangkis, artinya pemimpin diskusi menerima pertanyaan, pernyataan, atau komentar dari anggota, kemudian melemparkan kembali kepada anggota.

Kasmadi (1990: 107-108) memberikan rincian tanggung jawab pimpinan diskusi, antara lain:

1.    Membuat peraturan diskusi. Termasuk di dalamnya memper-siapkan ruangan yang akan digunakan, menyusun nama-nama peserta, memaslikan topik, memolakan organisasinya dan mengalur waktu.

2.    Mengumumkan tujuan diskusi dan prosedur yang harus diikuti oleh semua peserta. Termasuk di dalamnya bagaimana sistem laporan akan disusun.

3.    Menyiapkan diskusi berjalan dan aman agar tidak menyimpang dari tujuan; jika terjadi demikian dia harus segera mengem-balikan pada tujuan semula dan jika perlu memberikan pengarahan.

4.    Membuat ringkasan hasil diskusi, atau dapat menugaskan seseorang untuk melakukannya. Kelompok juga mungkin dimintai bantuan untuk menarik suatu kesimpulan.

C. Mengelola Kelompok Diskusi

Agar diskusi dapat berjalan dengan baik dan hasilnya optimal serta efektif dan efisien, diperlukan pengelolaan sebaik-baiknya, yang paling tidak berupa langkah-langkah yang meliputi perencanaan,pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi.

1.    Pembentukan kelompok. Pembentukan kelompok sebaiknya diserahkan kepada mahasiswa untuk memilih teman mereka dalam kelompok. Hal ini sesuai dengan salah satu nilai kewarganegaraan yaitu kebebasan berke-lompok. Di samping itu apabila mereka memilih sendiri dimungkin-kan mereka sudah saling mengenal dengan baik dan akan dapat bekerja sama dengan sebaik-baiknya. Mereka akan memilih teman yang menurut mereka merupakan teman yang cerdas, mudah diajak kerja sama, cepat kaki ringan tangan dan sebagainya. Banyaknya anggota dalam satu kelompok memang tidak ada aturan yang pasti. Tetapi perlu diingat apabila anggota kelompok terlalu banyak biasanya kurang efektil, bahkan dimungkinkan ada beberapa anggota kelompok yang hanya sekedar menumpang nama saja. Tetapi jika terlalu: sedikit kemungkinan masukan-masukan pemikiran juga kurang. Oleh karena itu, sebaiknya satu kelompok terdin antara 5 orang sampai 7 orang.

2.    Pengaturan Tempat. Idealnya ada ruang-ruang kecil yang cukup hanya menampung sejumlah anggota kelompok 5-7 orang, sehingga masing-masing kelompok dengan leluasa bekerja sama/ diskusi bersama tanpa gangguan dari kelompok lain. Mereka supaya memilih sendisi ketua kelompok mereka secara musyawarah. Posisi duduk mereka lebih baik berbentuk lingkaran, sehingga mereka merasa memibki derajat,hak dan, kewajiban bersama. Atau berbentuk angkare/ U, sehingga ketua kelompok berada di depan, di tengah-tengah posisi anggota kelompok. Jika ruangan-ruangan kecil tidak ada dapat disiasati agar mereka mencari tempat yang dirasa kondusif untuk berdiskusi. Kita beri kesempatan secara bebas untuk menentukan tempat agar mereka dapat melaksanakan berdiskusi kelompok dengan sebaik-baiknya..

3.    Pelaksanaan Diskusi Kelompok. Sebelum mereka menuju tempat-tempat untuk diskusi kelompok,dosen menjelaskan dahulu permasalahan yang perlu didiskusikan. Paling tidak dosen harus menjelaskan terlebih dahulu tema yang akan mereka diskusikan, sehingga mereka telah memahami permasalahan yang harus mereka  diskusikan. Misalnya kalau temanya tentang Pemerintahan yang Bersih dan Demokratis, dosen terlchih dahulu paling tidak menjelaskan tentang pemerintahan yang bersih dan pemerintahan yang demokratis. Permasalahan yang akan mereka diskusikan misalnya mengapa di negara kita praktek korupsi, kolusi, dan nepotisme subur sekali. Mahasiswa juga harus diberi tahu, agar mereka memilih ketua kelompok dan bérapa lama waktu yang diperlukan untuk diskusi kelompok, dan setelah diskusi kelompok, masing-masing segera kembali ke kelas, untuk mempresenlasikan hasil diskusi kelompok mereka secara bergantian. Sedangkan kelompok yang belum/sudah menyajikan hasil diskusi kelompok mereka berperan sebagai audien yang berlugas untuk memberikan sanggahan,pertanyaan, atau mungkin saran atau masukan kepada kelompok penyaji. Posisi Lempat duduk sebaiknya diatur sedemikian rupa agar setiap mahasiswa dapal melihal semua temannya, sehingga diharapkan lebih komunikatif, dan dapat terjadi interaksi antar semua mahasiswa. Posisi yang sebaiknya adalah bentuk angkare/ U.Sedangkan kelompok penyaji di depan, di tengah kelompok-kelompok lain yang sedang lidak menyajikan. Kelompok penyaji diberikan waktu secukupnya untuk menyajikan hasil diskusi kelompok mereka, misalnya paling lama 7menit. Dalam hal ini dosen dapát bertindak sebagai moderator.Setelah kelompok selesai menyajikan, moderator membuka kesem-patan kepada seluruh peserta diskusi uluk mengajukan tanggapan,sanggahan, pertanyaan, saran atau yang lalnnya (misalnya tiga orang) kepada kelompok penyaji. Kelompok penyaji diberikan kesempatan untuk menanggapi balik. Demikian setersnya, secara bergantian kelompok berkesempatan untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok mereka.

Apabila penyajian telah selesai, scluruh mahasiswa dengan bimbingan dosen untuk merumuskan kesimpulan. Di samping itu diadakan evaluasi pelaksanaannya. Seluruh mahasiswa diberikan kesempatan untuk memberikan evaluasi tenlang pelaksanaan diskusi, terutama tentang  kelemahan-kelemahannya sehingga kelemahan tersebuit tidak terulang pada diskusi yang akan datang.

Pada pelaksanaan prakteknya, biasanya metode diskusi mengalami hambatan seperti:

a.      Hambatan dari peserta didik. Mengingat bahwa peserta didik berlatar belakang yang bermacam-macam ada yang rajin ada yang malas, ada yang pendiam ada yang banyak bicara dan sebagainya.Tidak jarang kelompok penyaji,kelika menyajikan kurang menarik, alau ketika menanggapi pertanyaan dari teman-teman malah diam mungkin karena kurang menguasai permusalahan atau mereka sulit berbicara/ mengemukakan pendapat, bahkan tidak menutup kemungkinan kelompok penyaji seluruhnya tidak hadir, karena merasa tidak siap, atiu alasan-alasan lain.

b.      Hambatan dari materi. harus ada waktu bagi ketua kelompok beserta anggotanya untuk membahas dan mendiskusikan terlebih dahulu tentang bagian tema yang harus mereka sajikan, sehingga merekä ada kemantapan dan penguasaan terhadap tema yang menjadi tanggung jawabnya. Dosen sebelumnya perlu memberi kan penjelasan kepada mereka, serta siap menjadi konsultan apabila ada kelompok yang belum jelas dan mohon penjelasan dari dosen terkait tema materi mereka

c.      Hambalan dari media, sarana prasarana, Penataan ruangan diupayakan sedemikian rupa agar semua mahasiswa dapat melihat mahasiswa lain, juga lempat duduk pemimpin diskusi bisa melihal semua peserta diskusi, sehingga lebih komunikatif. Media pembelajaran harus disiapkan lebih dahulu agar presentasi menjadi lebih mantap dan menarik.

Beberapa Upaya Guru agar Diskusi Berhasil

Ada beberapa yang harus dilakukan dan diupayakan guru, menurut Sagala (2009: 209) agar diskusi berhasil dengan baik, yaitu:

1.    masalahnya harus kontroversial, arlinya : mengandung perlanyaan dari peserta didik. Masalahnyn harus menarik perhatian mereka karena berlalian dengan pengalaman mereka;

2.    guru harus menempatkan dirinya sebagai pemimpin diskusi. Ia haruis membagi-bagi pertanyaan dan memberi petunjuk tentang jalannya diskusi. Guru juga berperan sebagai penangkis terhadap perlanyaan yang diajukan peserta didik;

3.    guru hendaknya memperhatikan pembicaraan agar fungsi guru sebagai pemimpin diskusi dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya.

Sebagai calatan, pada saa! mahasiswa melaksanakan diskusi kelompok ini, dosen hendaknya mengontrol, kalau-kalau ada kelompok yang mengalami kemacetan dalam diskusi, atau jika ada individu-individu yang terlalu banyak berbicara sehingga kurang memberikan kesempatan kepada teman lain, atau jika pembicaraan menyimpang dari permasalahan, dosen harus segera meluruskannya.

Sumber:

Model-model Pembelajaran Inovatif penulis Prof. Dr. H. Tukiran Taniredja , Efi Miftah Faridli, MPd, dan Drs. Sri Harmianto

Tidak ada komentar:

Posting Komentar